Kamis, 08 Januari 2009

Sedekah Buku dan Lebaran

Dimuat di Kompas Jawa Tengah,
Kamis, 27 September 2007


Hari Lebaran adalah magnet yang menggerakkan jutaan manusia untuk pulang mudik, yang penuh warna suka dan duka. Ritus kembali ke akar itu konon menyehatkan nurani pelakunya yang mencoba menemukan oasis di daerah asalnya sebagai bekal mengarungi kehidupan di tahun-tahun berikutnya. Jangan lupa, mudiknya mereka juga berdampak ekonomi. Uang dari kota menjadi beredar di desa-desa.

Merujuk fenomena positif itu telah menimbulkan gagasan : bagaimana kalau mudiknya jutaan kaum mboro itu dirancang mampu menggoreskan sentuhan yang berdimensi intelektual yang berguna, juga awet, bagi warga daerah asalnya ? Ringkas kata : mereka dihimbau membawa buku-buku untuk disumbangkan ke perpustakaan di daerahnya. Baik perpustakaan sekolahnya dulu, atau perpustakaan umum di kotanya.

Harian ini (3/10/2006) menyebut 119.000 pemudik akan masuk Solo. Kalau satu persen dari pemudik itu menyumbangkan buku, akan terhimpun 1.190 koleksi buku baru untuk perpustakaan di Solo. Kalau satu buku seharga Rp. 25.000,00, sumbangan itu senilai hampir 30 juta rupiah. Banyak. Di kota saya, itu anggaran perpustakaan satu tahun.

Gerakan mudik bersedekah buku ini sebaiknya juga berusaha dikobarkan ke dada anak-anak kaum mboro sehingga mereka diharapkan memiliki ikatan batin dengan anak-anak segenerasinya yang tinggal di desa atau kota kecil tempat ayah-ibu atau kakek-neneknya berasal, yang mungkin tidak seberuntung kehidupan yang ia jalani di kota. Mungkin sedekah unik ini tidak hanya buku, bisa saja berupa komputer atau laptop, yang terbeli secara patungan. Gagasan sederhana ini terbuka untuk diperkaya sejauh imajinasi pembaca.

Untuk sesama warga Epistoholik Indonesia, di mana pun Anda berada, mohon kampanye ini digencarkan sepanjang Ramadhan ini demi makmurnya perpustakaan dan mekarnya olah intelektualitas di kota-kota Anda.


Bambang Haryanto
Jl. Kajen Timur 72 Wonogiri 57612
Warga Epistoholik Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar