Jumat, 07 Mei 2010

Gairah Belajar Menyala Di Perpustakaan Wonogiri

Masyarakat Wonogiri semakin menyadari manfaat kehadiran perpustakaan. Utamanya para pelajar, calon generasi penerus bangsa.

Dalam album berikut ini tersaji deretan foto yang merekam gairah belajar sebagian dari warga Kota Gaplek ini.

anissa astrid alifta,dewi werdiningsih,resmi,sd negeri 8 wonogiri,sd islam terpadu wonogiri,perpustakaan wonogiri,donoarjo,pokoh kidul,sd negeri manjung 2

Pustaka kelas dunia. Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonogiri selalu berusaha memutakhirkan koleksinya. Bahan pustaka terbaru mengenai ilmu komputer, aplikasi beragam peranti lunak, sampai seluk beluk strategi berbisnis bermediakan Internet, relatif cukup tersedia. Nampak dalam gambar, buku manajemen kelas dunia, juga tersaji. Dan, buku tersebut juga dibaca oleh anggota perpustakaan Wonogiri.

anissa astrid alifta,dewi werdiningsih,resmi,sd negeri 8 wonogiri,sd islam terpadu wonogiri,perpustakaan wonogiri,donoarjo,pokoh kidul,sd negeri manjung 2

Jemput bola. Perpustakaan tidak harus pasif menunggu pembaca. Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonogiri kini dengan fasilitas mobil perpustakaan kelilingnya mampu menyambangi kliennya secara teratur. Nampak Mas Joko dan mBak Dewi sedang menyiapkan bahan pustaka.

sd negeri 8 wonogiri

Menunggu buka. Tersedianya enam unit komputer yang terakses dengan jaringan Internet mampu menarik para pembaca-pembaca muda. Nampak murid SD 8 Wonogiri sedang menunggu perpustakaan untuk dibuka kembali pada hari Jumat siang.


anissa astrid alifta,dewi werdiningsih,resmi,sd negeri 8 wonogiri,sd islam terpadu wonogiri,perpustakaan wonogiri,donoarjo,pokoh kidul,sd negeri manjung 2


anissa astrid alifta,dewi werdiningsih,resmi,sd negeri 8 wonogiri,sd islam terpadu wonogiri,perpustakaan wonogiri,donoarjo,pokoh kidul,sd negeri manjung 2

anissa astrid alifta,dewi werdiningsih,resmi,sd negeri 8 wonogiri,sd islam terpadu wonogiri,perpustakaan wonogiri,donoarjo,pokoh kidul,sd negeri manjung 2

Antri dan berbaris rapi. Di perpustakaan, para pelajar tidak hanya dibukakan pintu untuk mereguk khasanah ilmu pengetahuan dunia. Tetapi pada mereka, secara tidak langsung, telah pula diajarkan untuk berbudaya tertib, sabar, dan berdisiplin, dalam wujud antri untuk menulis daftar hadir.

Paling atas adalah murid-murid SD Negeri 8 Wonogiri, SD Islam Terpadu Wonogiri yang dipandu petugas sirkulasi mBak Wahyu (kiri), dan SD Negeri 2 Manjung Wonogiri.

anissa astrid alifta,dewi werdiningsih,resmi,sd negeri 8 wonogiri,sd islam terpadu wonogiri,perpustakaan wonogiri,donoarjo,pokoh kidul,sd negeri manjung 2

Cintailah perpustakaan. Siswa kelas VI SD 8 Wonogiri, Anissa Astrid Alifta, sedang nampak serius menikmati buku bacaan kegemarannya. Ia mengaku, buku cerita semacam Harry Potter yang tebalnya sampai seribu halaman itu mampu dirampungkan dalam waktu 3 hari.


perpustakaan wonogiri,anissa astrid alifta,resmi,sd negeri 8 wonogiri

Desainer mode masa depan Internet membuka peluang bagi para pelajar untuk mengaktualisasikan minatnya dalam pelbagai permainan edukatif yang tersedia secara beragam. Nampak siswa kelas VI SD 8 Wonogiri, Resmi (paling kanan), sedang berkolaborasi dengan adik kelasnya dalam merancang pakaian sebuah model boneka.

love your library,anissa astrid alifta

Kobarkan terus cinta perpustakaan. Perpustakaan Wonogiri di masa mendatang diharapkan mampu menjadi pusat belajar masyarakat. Memang ada desakan agar layanannya dibuka pada hari Minggu, sehingga mampu menjadi alternatif bagi keluarga dalam mengisi liburan secara edukatif.

Juga perlu membuka diri bekerja sama dengan fihak lain, untuk mengobarkan gairah warga kota ini untuk semakin mencintai perpustakaan seperti tertera dalam slogan perpustakaan di luar negeri di atas.

Semoga harapan itu akan segera terlaksana dalam waktu yang tidak terlalu lama.



Foto dan Teks :
Bambang Haryanto
Relawan Perpustakaan Wonogiri


Wonogiri, 7/5/2010

Rabu, 01 April 2009

Serunya Berkencan di Perpustakaan


PERPUSTAKAAN yang tenang bisa menjadi tempat asyik untuk berkencan. Tapi pastikan suara Anda berdua tidak mengganggu kenyamanan pengunjung lain.

Perpustakaan tidak selalu menjadi sarana berkumpulnya buku dari berbagai penulis yang memberi inspirasi bagi banyak orang. Perpustakaan dapat pula dijadikan tempat pertemuan Anda dan kekasih. Murah sekaligus menyenangkan.

Seperti dilangsir Glamour, Anda dapat menjadikan perpustakaan sebagai pilihan tempat kencan dengan nuansa berbeda dari yang pernah Anda datangi. Adapun kegiatan kencan yang dapat Anda berdua lakukan saat berada di perpustakaan, yaitu:

Section reference

Anda berdua dapat mengawali kencan dari section reference, yakni mengulas buku menarik, bisa buku bertema kepribadian ataupun sudoku.

Permainan kuis

Pilihlah jenis buku yang di dalamnya terdapat kuis ataupun tes untuk bisa diisi berdua. Permainan tersebut tidak hanya mampu mengasah pikiran, tapi juga mengakrabkan hubungan Anda berdua.

Sharing

Lengkapi kencan dengan saling bertukar pendapat tentang satu hal menarik. Saling bertukar pendapat atau bahkan memecahkan masalah berdua, komunikasi yang terbangun akan semakin baik. (ftr)


Sumber : http://news.id.msn.com/lifestyle/okezone/article.aspx?cp-documentid=2993161


(BH)

Jumat, 20 Februari 2009

Bimbingan Teknis Perpustakan Sekolah Slogohimo

Pintu dunia. “Pendidikan,” menurut psikolog Amerika Serikat yang terkenal, B. F. Skinner (1904–1990, foto) “adalah apa yang masih bertahan ketika semua yang dipelajari telah terlupakan.” Pendapat tersebut merupakan kritikan yang radikal, utamanya bagi proses pendidikan pasif yang masih banyak dijalankan dewasa ini.

Yaitu ketika anak didik dianggap sebagai sebuah botol kosong yang harus diisi. Pengisinya adalah fihak guru yang memberi asupan bagi anak didik dengan beragam ilmu yang lebih banyak bersifat hapalan. Kita tahu, ilmu-ilmu hapalan itu mudah terlupakan.

Anak didik kini tidak hanya diberi ikan. Tetapi juga pancing dan keterampilan untuk memancing. Lahan mereka untuk memancing, memancing ilmu pengetahuan, tidak lain adalah perpustakaan. Jadi senyatanya, pendidikan merupakan upaya untuk membuka pintu bagi anak didik guna memasuki perpustakaan. Sebab ketika jenjang pendidikan mereka usai, mereka masih terus dapat belajar di perpustakaan. Bahkan untuk sepanjang hayat.

Photobucket

Photobucket


Photobucket

Studi banding Peserta bimbingan teknis sedang mengunjungi ruang majalah dan referensi Perpustakaan Daerah Wonogiri.Pustakawan penyelia, Dewi Werdiningsih (foto atas, batik merah), sedang memberikan penjelasan. Foto bawah, pemandangan layanan sirkulasi dan ruang koleksi umum.


Antusias. Manfaat perpustakaan untuk membuka dunia, membuka cakrawala anak didik sebagai pembelajar yang proaktf, yang menjadi latar belakang penyelenggaraan kegiatan Bimbingan Teknis Perpustakaan Sekolah yang diselenggarakan di Kecamatan Slogohimo, 10-12 Februari 2009. Bimbingan itu diikuti 23 guru sekolah dasar dan diselenggarakan di SD Waru, Slogohimo.

Menurut Dewi Werdiningsih, Pustakawan Penyelia dari Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonogiri yang menjadi tutor, para peserta menunjukkan antusias yang membanggakan. “Kelompok ini disebut sebagai Gugus Diponegoro. Akan segera disusul dengan kelompok berikutnya,” tuturnya.

Materi bimbingan yang diberikan sebanyak 32 jam itu meliputi pemahaman terhadap kebijaksanaan pemerintah terhadap pengembangan perpustakaan, pengantar perpustakaan, pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka, pelaksanaan layanan, dan widya wisata ke Semarang untuk melihat pelaksanaan otomasi layanan perpustakaan.

Para peserta pada tanggal 12 Februari 2009, juga melakukan kunjungan ke Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonogiri. Termasuk mencoba layanan akses Internet yang tersedia untuk umum secara cuma-cuma sejak November 2008.

Peserta bimbingan itu meliputi :

Agung Wibowo (SDN 1 Sukoboyo),
Al Rosyid, S.Ag (SDN 1 Pandan),
Adika Devi Nugroho (SDN 2 Sedayu),
Dani Wulandari, A.Ma (SDN 2 Waru),
Dwi Lestariningsih, S.Pd (SDN 1 Waru),
Lilis Ekowati (SDN 1 Sedayu),
Madhona Widyaningrum, S HI (SDN 2 Bulusari),
Narti, A.Ma.Pd (SDN 1 Pandan),
Narto, S.Pd (SDN 1 Waru),
Olfah Rochiyati, A.Ma.Pd (SDN 1 Waru),
Purwanti (SDN 3 Slogohimo),
Sartono, S.Sos (SDN 1 Bulusari),
Siti Churiatur Rahmi, A.Ma (SDN 1 Slogohimo),
Siti Prihatin, A.Ma.Pd (SDN 2 Waru),
Sri Handayani (SDN 1 Klungen),
Suprapti, A.Ma.Pd (SDN 2 Made),
Suwitno, S.Pd (SDN 2 Bulusari),
Tarman, S.Pd (SDN 2 Pandan),
Drs. Tarto (UPT Distrik Kecamatan Slogohimo),
Teni Irawati (SDN 3 Soco),
Tri Hastuti (SDN 3 Padarangin),
Yohanes Budi Santoso (SDN 1 Bulusari) dan
Yulian Pamungkas (SDN 1 Randusari).

(BH)

Jumat, 30 Januari 2009

Suasana Nyaman Dukung Minat Baca

Oleh : Esmasari Widyaningtyas
Wartawan Solopos



“Membaca adalah gerbang dunia”, slogan ini barangkali bukan sesuatu yang asing di telingan kita. Siapa pun mungkin setuju bahwa dengan membaca buku, wawasan dan pengetahuan seseorang bisa lebih luas. Sayangnya, minat baca orang Indonesia masih rendah.Tak heran berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat pun kini digalakkan. Seperti yang dilakukan oleh Perpustakaan Daerah (Perpusda) Wonogiri,beberapa waktu yang lalu.

“Cita-cita kami sebenarnya sederhana,kami ingin mewujudkan masyarakat Wonogiri yang lebih cerdas dan bijak. Itu sebab nya kami berupaya menciptakan tempat membaca yang nyaman,”ujar Dewi Werdiningsih, pustakawan Perpusda Wonogiri saat ditemui Espos di tempat kerjanya,akhir pekan lalu.

Promosi perpustakaan. Pustakawan Perpustakaan Daerah Wonogiri, Dewi Werdiningsih (kiri) menjadi bintang saat diwawancarai oleh wartawan koran Solopos, Esmasari Widyaningtyas. Perpustakaan sebagai sarana belajar seumur hidup memang harus terus dipromosikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan warga Kabupaten Wonogiri.

Setahun lalu, Perpusda yang koleksi bukunya sudah lumayan beragam, fasilitasnya minim, membuat tak banyak pengunjung datang kesana. Tapi itu kondisi Perpusda setahun yang lalu. Kini, bila bertandang ke Perpusda Wonogiri, pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas pendidikan yang nyaman. “Sejak November 2008, kami melengkapi Perpusda dengan fasilitas internet gratis.Pengunjung Perpusda tidak hanya bias membaca koleksi buku tetapi juga bias meluncur ke dunia maya melalui fasilitas ini,”jelas Dewi.


Anak Wonogiri melek Internet. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Wonogiri memiliki jadwal kunjungan ke perpustakaan. Keteladanan ini sebaiknya ditiru oleh SD-SD lainnya. Apalagi sejak November 2008 Perpustakaan Wonogiri dilengkapi dengan penyediaan sarana komputer yang tersambung ke Internet. Nampak murid-murid SDIT tersebut sedang memanfaatkan Internet untuk meluaskan cakrawala belajar mereka.


Tidak hanya fasilitas internet, disalah satu sudut ruangan Perpusda tersedia juga area untuk membaca untuk anak, yang dilengkapi dengan Televisi dan VCD Player untuk memutar film. Di ruang anak ini, pengunjung dapat membaca buku dengan lesehan.

Seperti pemandangan yang tampak siang itu, beberapa siswa SMPN 1 Wonogiri terlihat asyik berkumpul diruang anak yang didekorasi dengan berbagai lukisan karya siswa Wonogiri.

Beberapa siswa terlihat serius membaca buku bergambar di tangannya sembari berbaring tengkurap, sementara siswa lainnya duduk membaca dengan bersandar pada rak yang diletakkan pada sekitar area membaca.


Tidak hanya membaca. Perpustakaan membuka pelbagai cara dan peluang untuk meningkatkan intelektualitas para pengunjungnya. Tidak hanya membaca, tetapi juga bersosialisasi, dan bahkan memproduksi karya-karya intelektual. Nampak seorang guru dari SMP Negeri 1Wonogiri, Drs. Sutikno, M.Pd, asyik di depan laptop, sementara murid-murid yang diasuhnya melaksanakan tugas menulis tinjauan pelbagai buku karya sastra yang menjadi koleksi Perpustakaan Daerah Wonogiri.

Beruntung langkah Perpusda ini juga didukung beberapa sekolah negeri dan swasta di Wonogiri yang kerap mengirim siswa-siswa untuk belajar diperpustakaan. Seperti dituturkan Anggi, siswa SMPN 1 Wonogiri yang siang itu asyik dengan bacaannya,sesekali tangannya sibuk membuat catatan.”Kami ditugaskan untuk membuat sinopsis dari buku yang kami baca,”jawabnya singkat.


Sumber : Solo Pos,Kamis Pahing, 29 Januari 2009
Foto dan teks foto oleh : Bambang Haryanto


pw

Peranti Lunak Gratis Otomasi Perpustakaan

Tidak menarik. Bukan pemandangan yang aneh. Perpustakaan sekolah di tanah air kita biasanya dikelola secara seadanya. Dalam arti dikelola dengan sumber daya manusia, koleksi, perabotan, gedung sampai pada penataan ruang, yang semuanya serba seadanya. Kondisi mengenaskan ini menyebabkan perpustakaan sekolah tidak mampu menjelma sebagai institusi pendidikan yang menarik minat anak didik.

Itulah awal tulisan dari Heri Abi Burachman Hakim, staf perpustakaan Fisipol UGM Yogyakarta di harian Suara Merdeka (22/1//2008). Dalam artikel yang menarik itu ia menyarankan sebuah solusi, yaitu dengan melakukan otomasi perpustakaan. Langkah ini akan menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan perpustakaan.

Photobucket

Akrab perangkat teknologi informasi. Otomasi perpustakaan selain memberi nilai efektivitas bagi pengelolaan perpustakaan, juga bermanfaat mengenalkan para pemakai dalam menggunakan komputer. Nampak dalam gambar tiga siswa sekolah dasar sedang bekerja sama mendandani obyek bonekanya ketika memanfaatkan Internet di Perpustakaan Daerah Wonogiri.

Apalagi sekarang ini, lanjutnya, terdapat beragam perangkat lunak gratis (free ware) untuk tujuan otomasi tersebut. Antara lain meliputi pengelolaan data buku, peminjaman, pengembalian, perpanjangan masa pinjam, laporan, cetak barcode, cetak label, statistik dan stock opname.

Gratis dan laris dipakai. Perangkat lunak yang ia sarankan adalah Athaneum Light. Menurutnya, banyak perpustakaan di Tanah Air telah menggunakannya. Antara lain SMA Negeri 2 Medan, Akademi Kebidanan Pemkot Bukit Tinggi, Perpustakaan Rumah Singgah Lentera, Perpustakaan Forum Indonesia Membaca, Perpustakaan Universitas Paramadina, dan masih banyak lagi. Informasi penting mengenai perangkat lunak tersebut antara lain :

Profil lengkap dapat diakses di : http://sumware.co.nz/athenaeum/light.php
Perangkat lunak dan modul dapat diperoleh di : http://kali.openlib.info/
Milis pengguna Athenaeum Light di : toolib@yahoogroups.com

(BH)

Kamis, 08 Januari 2009

Perpustakaan SDN Kedungringin Siap Berkompetisi

SDM Masa Depan. Pendidikan merupakan kunci sukses suatu bangsa dalam memenangkan persaingan di era globalisasi. Sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif mensyaratkan dirinya untuk terus belajar sepanjang hayat. Sarana yang penting untuk mendemokratisasikan kesempatan belajar bagi tiap warga itu adalah perpustakaan. Merujuk hal tersebut maka pendidikan tak ubahnya upaya membuka jalan bagi anak didik untuk memanfaatkan perpustakaan, sepanjang hayat.

Kalangan pendidik di Wonogiri menyadari hal penting tersebut. Tekad itu tercermin dari kegiatan yang diikuti oleh SDN Kedungringin Wonogiri baru-baru ini, dengan mengikuti lomba antarperpustakaan sekolah dasar di Kabupaten Wonogiri.(bh).

Sedekah Buku dan Lebaran

Dimuat di Kompas Jawa Tengah,
Kamis, 27 September 2007


Hari Lebaran adalah magnet yang menggerakkan jutaan manusia untuk pulang mudik, yang penuh warna suka dan duka. Ritus kembali ke akar itu konon menyehatkan nurani pelakunya yang mencoba menemukan oasis di daerah asalnya sebagai bekal mengarungi kehidupan di tahun-tahun berikutnya. Jangan lupa, mudiknya mereka juga berdampak ekonomi. Uang dari kota menjadi beredar di desa-desa.

Merujuk fenomena positif itu telah menimbulkan gagasan : bagaimana kalau mudiknya jutaan kaum mboro itu dirancang mampu menggoreskan sentuhan yang berdimensi intelektual yang berguna, juga awet, bagi warga daerah asalnya ? Ringkas kata : mereka dihimbau membawa buku-buku untuk disumbangkan ke perpustakaan di daerahnya. Baik perpustakaan sekolahnya dulu, atau perpustakaan umum di kotanya.

Harian ini (3/10/2006) menyebut 119.000 pemudik akan masuk Solo. Kalau satu persen dari pemudik itu menyumbangkan buku, akan terhimpun 1.190 koleksi buku baru untuk perpustakaan di Solo. Kalau satu buku seharga Rp. 25.000,00, sumbangan itu senilai hampir 30 juta rupiah. Banyak. Di kota saya, itu anggaran perpustakaan satu tahun.

Gerakan mudik bersedekah buku ini sebaiknya juga berusaha dikobarkan ke dada anak-anak kaum mboro sehingga mereka diharapkan memiliki ikatan batin dengan anak-anak segenerasinya yang tinggal di desa atau kota kecil tempat ayah-ibu atau kakek-neneknya berasal, yang mungkin tidak seberuntung kehidupan yang ia jalani di kota. Mungkin sedekah unik ini tidak hanya buku, bisa saja berupa komputer atau laptop, yang terbeli secara patungan. Gagasan sederhana ini terbuka untuk diperkaya sejauh imajinasi pembaca.

Untuk sesama warga Epistoholik Indonesia, di mana pun Anda berada, mohon kampanye ini digencarkan sepanjang Ramadhan ini demi makmurnya perpustakaan dan mekarnya olah intelektualitas di kota-kota Anda.


Bambang Haryanto
Jl. Kajen Timur 72 Wonogiri 57612
Warga Epistoholik Indonesia